Isu Faham Radikal Diresahkan MUI Enrekang Diminta Perlu Ditangkal

Isu Faham Radikal Diresahkan MUI Enrekang Diminta Perlu Ditangkal

Inetnews, Pembinaan Kerukunan Umat Beragama yang mengangkat tema Peningkatan dan Penguatan Toleransi Ummat Beragama dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
masih menjadi lokus diskusi hangat saat ini.

Isu faham radikalisme, serta interes faham internal ditengah ummat beragama kerap mewarnai persoalan dalam kerukunan beragama (KUB) secara Nasional khususnya provinsi Sulawesi Selatan berkembang ditengah peserta.

Dari kalangan MUI cabang Enrekang isu faham radikalisme yang semakin meluas dikalangan masyarakat masih dibutuhkan langkah serius dari segenap pemangku Negara agar tidak meresahkan masyarakat.

“Semakin merebaknya radikalisme diyengah masyarakat ini membuat kerukunan ummat SE agama dan antar agama akan menjadi persoalan jika tidak terselesaikan secara masih perlu ditangkal,”kata peserta Ambo Masse.

Lain halnya peserta yang lain Abdullah Muji juga soal penerapan idiologi Pancasila yang sudah menjadi bagian kehidupan Nasional dan diterima masyarakat secara luas.

Penerapan nilai Pancasila melalui BP4 kala itupembinanannya secara sistematis menyentuh sampai lapisan masyarakat bawah. Sementara hal berbeda dalam pembinanaan KUB belum dirasa efektif ke lapisan bawah.

“justru agak berbeda efek penguatan kerukunan ummat beragama dengan BP4 kala itu, yang terjadi saat ini riak perselisihan itu tampak dari adanya perselisihan sesama agama serta antar agama,”kata Abdullah Muji.

Kaban Kesbangpol Provinsi Sulsel Dr. H.Asriadi Sulaiman SIP,MSi tandaskan, pemerintah memiliki 4 pilar untuk menjaga keutuhan NKRI di antaranya Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Tak kalah penting peran keluarga sehingga orang tua harus terus mengawasi anak-anaknya agar tidak terpapar paham radikalisme,”ungkap Kaban Kesbangpol Sulsel Asriadi Sulaiman (14/6-22).

Kata dia, Kabupaten Enrekang dinilai Kabupaten yang berhasil menjaga kerukunan ummat beragama di daerahnya yang berbatasan langsung kabupaten Tana Toraja yang mayoritas masyarakatnya beragam Kristen.

Dalam hal toleransi beragama dan kerukunan sejauh ini hidup damai mampu menghargai dan menghormati nilai kearifan lokal sehingga gesekan- gesekan antar umat beragam tidak terjadi.

Pembinaan ummat beragama diikuti jumlah peserta sebanyak 60 orang dengan lokasi kegiatan dipusatkan di Rujab Bupati Enrekang pada 14-6-22.

Dihadiri Kaban Kesbangpol Sulsel, Bupati Enrekang diwakili Sekda Enrekang, Kakan Kemenag Enrekang, Ketua FKUB, Camat, Kepala KUA, Tokoh Lintas Agama, Ormas Islam dan Kesbangpol Kabupaten Enrekang.

Sementara Ka Kemenag Enrekang H.Irman mengatakan, Kemenag merupakan Instansi semua Agama sehingga Kementerian Agama harus mengurus semua Agama mulai dari Pendidkan dan bimbingan masyarakat melalui Penyuluh Agama.

Lanjutnya, Saat ini kita berada di zaman milenial/teknologi sehingga zaman ini merupakan tantangan bagi kita untuk menjawab tantangan itu melalui metode agama yang mampu memberi pencerahan dan pembinaan pada masyarakat.

Toleransi beragama akan menciptakan kerukunan beragama sehingga sikap moderat tidak lepas dari menciptakan kerukunan umat beragam dalam berbangsa dan bernegara

“Peran media dan media sosial lainnya khususnya di bidang agama sehingga adanya potensi-potensi pemahaman keagamaan yang sekiranya dapat bertentangan dengan Pancasila dapat di antasipasi melalui sosialisasi pada masyarakat luas,”katanya.

Selain Kaban Kesra Provinsi Sulse dan Kakan Kemenag Enrekang, Kapolres Enrekang juga menyampaikan materi pada kegiatan tersebut. Sumber dana kegiatan dari dana Hibah Pemda Enrekang. (mas)

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video