“Momen Sputnik AI”, DeepSeek Guncang Pasar Teknologi AS

Tampilan AI China Deep Seek (Tangkapan Layar)

inetnews.co.id — Aplikasi asisten berbasis AI milik perusahaan ChinaDeepSeek, menjadi target serangan siber besar-besaran pada Senin (27/1/2025), memaksa perusahaan membatasi sementara pendaftaran pengguna baru.

Insiden ini terjadi setelah aplikasi tersebut melesat menjadi aplikasi gratis dengan peringkat tertinggi di Apple App Store AS dan Google Play Store.

Dalam pernyataan resminya, DeepSeek mengonfirmasi tengah menyelidiki insiden tersebut. Setelah dua jam investigasi, perusahaan mengungkap bahwa serangan itu berskala besar dan berniat jahat.

Meski pendaftaran baru sempat dihentikan, pengguna lama tetap dapat mengakses layanan seperti biasa. Kini, fitur pendaftaran telah kembali normal.

Kesuksesan DeepSeek menjadi sorotan karena mampu bersaing dengan OpenAI ChatGPT dengan biaya pengembangan hanya sekitar USD 5 juta—jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan AI lain yang menghabiskan miliaran dolar.

Hal ini memicu kejatuhan saham perusahaan teknologi AS, termasuk Nvidia, yang turun 13,6% dan menghapus sekitar USD 500 miliar dari kapitalisasi pasarnya.

Namun, yang menarik perhatian dunia adalah bagaimana DeepSeek berhasil menciptakan teknologi AI canggih di tengah pembatasan akses ke chip mutakhir akibat kontrol ekspor AS.

Pencapaian ini memicu respons beragam, termasuk dari investor teknologi Marc Andreessen yang menyebutnya sebagai “momen Sputnik AI”, mengacu pada kejutan global atas peluncuran satelit Sputnik oleh Uni Soviet pada 1957.

Menanggapi kesuksesan DeepSeek, Donald Trump mengumumkan proyek AI bernama Stargate dalam konferensi Partai Republik di Florida.

Proyek senilai USD 500 miliar ini merupakan kolaborasi antara OpenAI, Softbank, dan Oracle, meskipun transparansinya dipertanyakan.

Trump juga mencabut regulasi AI era Biden melalui perintah eksekutif untuk mendorong inovasi tanpa “hambatan regulasi woke.”

Serangan siber terhadap DeepSeek dan keberhasilannya menunjukkan bahwa persaingan di sektor AI kini memasuki babak baru.

China tidak hanya menantang dominasi teknologi AS tetapi juga mengubah peta kompetisi global.

Respons perusahaan teknologi dan pemerintah AS ke depan akan sangat menentukan arah masa depan kecerdasan buatan.

Editor: Id Mr

Follow Berita Inetnews.co.id di Google News

Exit mobile version