Minggu, Desember 1, 2024
Politik

Sengitnya Debat Kedua Pilgub Sulsel, Andi Sudirman Salah Data, Danny: “Jangan Ngawur”

inetnews.co.id — Debat kedua Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Claro, Makassar, pada Minggu (10/11/2024) berlangsung sengit dan penuh dengan adu gagasan.

Tema debat kali ini fokus pada tiga isu besar: ekonomi, infrastruktur, dan tata kelola sumber daya alam, yang menjadi topik utama dalam diskusi antara dua pasangan calon, Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) dan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ANDALAN HATI).

Andi Sudirman Kritik Kinerja Ekonomi Makassar

Debat dimulai dengan serangan pertama dari Andi Sudirman, calon gubernur dari Paslon ANDALAN HATI. Andi mengkritik kinerja ekonomi Kota Makassar di bawah kepemimpinan Danny Pomanto. Salah satu poin yang dia soroti adalah rendahnya realisasi anggaran pada tahun 2021.

“Dari data yang kami peroleh, realisasi belanja Kota Makassar pada tahun 2021 hanya mencapai 75%. Itu sangat rendah. Sementara di provinsi, kami selalu mencapai di atas 90%. Kenapa bisa begitu?” tanya Andi Sudirman

Danny Pomanto Balas dengan Data dan Klarifikasi

Danny Pomanto, yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Makassar, langsung membalas kritik tersebut dengan penjelasan rinci. Menurut Danny, rendahnya realisasi belanja anggaran pada 2021 disebabkan oleh kebijakan nasional yang mengalihkan fokus belanja kepada pemulihan ekonomi selama pandemi COVID-19.

“Realisasi belanja pada 2021 memang rendah, tapi ini adalah masa pandemi. Pemerintah pusat mengarahkan anggaran untuk penanggulangan COVID-19, dan kami di Makassar tetap fokus pada pemulihan ekonomi. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Makassar tetap di atas rata-rata nasional,” jelas Danny, sambil menambahkan bahwa pada masa pandemi, pertumbuhan ekonomi Sulsel hanya tercatat sebesar 4,31%.

Danny juga mengungkapkan keberhasilan Kota Makassar dalam menurunkan angka pengangguran dari 17% menjadi 9,7% pada Agustus 2024.

“Kami berhasil menurunkan angka pengangguran dengan berbagai program. Bahkan, mereka yang gagal di tingkat provinsi datang ke Makassar, dan kami tetap melayani mereka,” sindir Danny, yang juga mengklaim keberhasilan program-program yang dipimpinnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Perdebatan soal Ketimpangan Ekonomi dan Pengangguran

Sesi debat berikutnya berlanjut dengan perdebatan mengenai ketimpangan ekonomi atau generazio yang dianggap Andi Sudirman masih menjadi masalah serius di Makassar. Ia berpendapat bahwa meski pengangguran menurun, ketimpangan sosial dan ekonomi di Makassar belum bisa dikendalikan.

Namun, Danny Pomanto membantah klaim tersebut, menegaskan bahwa ketimpangan ekonomi atau generazio di Makassar justru mengalami penurunan.

“Saya kira data yang bapak sampaikan salah. Generazio di Makassar justru menurun, dari 0,39 menjadi 0,37. Silakan cek datanya, jangan sembarangan berkata! Data itu harus dipahami dan dihafal dengan benar,” tegas Danny yang dengan percaya diri membantah tuduhan Andi.

Danny menjelaskan bahwa penurunan generazio atau ketimpangan ekonomi tersebut tidak terlepas dari program-program yang digagas oleh Pemkot Makassar, seperti program Lorong Wisata yang mendorong perekonomian mikro dan mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah.

“Semakin kecil generazio, semakin baik kota itu. Kami pernah mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8,79% sebelum pandemi, dan jika diberikan kesempatan untuk memimpin Sulsel, InsyaAllah kami bisa mencapai 7% lagi,” ujar Danny optimis.

Perbedaan Pandangan Tentang Pengelolaan Ekonomi Sulsel

Adu argumen antara kedua pasangan calon semakin memanas, dengan masing-masing paslon memiliki pandangan yang berbeda terkait pengelolaan ekonomi Sulsel. Andi Sudirman, yang lebih menyoroti masalah ketimpangan dan pengangguran, merasa bahwa meskipun ada pencapaian di bidang ekonomi, masih banyak sektor yang perlu diperbaiki, terutama terkait kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Danny Pomanto lebih fokus pada pencapaian ekonomi makro dan keberhasilan mengurangi pengangguran, serta memperkenalkan kebijakan berbasis pemberdayaan ekonomi lokal.

Kendati demikian, perdebatan antara kedua calon ini memunculkan pandangan yang berbeda mengenai pengelolaan ekonomi Sulsel.

Editor: Id/Mr

Follow Berita Inetnews.co.id di Google News

Related Posts

1 of 8

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image