Hardiknas 2 Mei 2025, Rasmin Jaya : Alokasi Anggaran Harus Tepat Sasaran

Hardiknas 2 Mei 2025, Rasmin Jaya : Alokasi Anggaran Harus Tepat Sasaran

Rasmin Jaya Ketua DPC GMNI Kendari Periode 2023-2025

Rubrik Opini 

inetnews.co.id  – Di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 ini, mari kita berhenti sejenak dari euforia perayaan, dan bertanya lebih dalam. Apakah kita benar-benar sedang membangun sistem pendidikan, atau sekadar terus mengganti nama dan metode tanpa sempat memahami apa yang sedang kita kerjakan?

Apakah kita sedang membentuk manusia yang utuh, atau sekadar menyesuaikan diri dengan tren global tanpa mempertimbangkan jati diri bangsa dengan segala dinamikanya?

Atau apalah kita hanya sekadar menggugurkan tanggung jawab untuk melanjutkan pendidikan sebagaimana siswa dan mahasiswa pada umumnya tanpa punya harapan, cita-cita dan masa depan sebagaimana generasi sebagai tonggak estafet kepemimpinan bangsa.

Momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2025, Ketua DPC GMNI Kota Kendari Rasmin Jaya kembali angkat bicara. Ia mengharapkan kepada seluruh pemangku kebijakan agar pendidikan jangan di politisasi untuk mencari kepentingan segelintir orang atau hanya dijadikan produk kebijakan yang tidak punya sasaran yang strategis.

Baca Juga : bupati berbusana adat pada di hardiknas 2025 dorong pendidikan bermutu

Pendidikan Aset Masa Depan

Menurutnya, pendidikan adalah salah satu aset masa depan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Hari Pendidikan Nasional, adalah sebuah momentum yang semestinya menjadi ruang refleksi, bukan sekadar seremoni. Di tengah segala gegap gempita ucapan selamat, upacara dan lomba-lomba bernuansa akademik, terselip satu pertanyaan penting yang terus bergema di kepala para pendidik, siswa, dan orang tua: ke mana sebenarnya arah pendidikan kita?

Amanat UUD 1945 adalah, mencerdaskan kehidupan bangsa harus menjadi pijakan bagi para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan untuk melihat kebutuhan dasar di setiap jenjang pendidikan khususnya di di berbagai tingkatan sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Sulawesi Tenggara.

Refleksi Hari Pendidikan

Di Hari Pendidikan Nasional 2025 ini, mari kita berhenti sejenak dari euforia perayaan, dan bertanya lebih dalam: apakah kita benar-benar sedang membangun sistem pendidikan, atau sekadar terus mengganti nama dan metode tanpa sempat memahami apa yang sedang kita kerjakan?

Apakah kita sedang membentuk manusia yang utuh, atau sekadar menyesuaikan diri dengan tren global tanpa mempertimbangkan jati diri bangsa?

Sehingga kedepan, dengan momentum Hardiknas ini, kita berharap agar pemerintah dan perguruan tinggi bisa lebih mempermudah untuk masuk, agar semua bisa mengakses pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi.

Kader GMNI Kendari ini, mengingatkan dengan Hardiknas 2025 ini, menjadi momen untuk refleksi mengevaluasi kebijakan dalam sektor pendidikan sekaligus, upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber Daya Manusia (SDMnya) yang bermutu dan dapat bersaing di segala sektor khususnya wilayah Sultra.

Harapan Kepada Pemangku Kebijakan

Kepada para pemangku kebijakan kita berharap kualitas pendidikan di Sultra dapat menjadi perhatian utama di tengah Efisiensi anggaran di sektor pendidikan agar lebih baik lagi ke depannya dan bisa bermanfaat untuk semua komponen masyarakat serta mampu membangun daerah

Meksi demikian, ia juga meminta kepada pemerintah agar lebih memperbanyak porsi anggaran untuk pendidikan dan saluran beasiswa untuk kepada siswa dan mahasiswa di berbagai jenjang pendidikan.

“Dengan adanya beasiswa tersebut sangat membantu, serta akan lebih antuasias lagi mahasiswa dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi,”Harap Rasmin Jaya.

Baca Juga : hardiknas 2025 wabup ali basa dorong partisipasi semesta majukan pendidikan mubar/

Dikatakan, jika program dan saluran beasiswa diperbanyak, maka membuka peluang dan kesempatan kepada siapa saja untuk melanjutkan pendidikan khususnya generasi yang mempunyai potensi, prestasi disegala bidang keilmuan.

“Kita harapkan kepada generasi bangsa agar jangan melewatkan kesempatan ini. Semua punya kesempatan yang sama untuk menjemput peluang. Kalau SDMnya maju, tentu akan menopang kemajuan ekonomi dan pembangunan daerah yang lebih baik lagi,”terangnya.

Optimalisasi Anggaran Pendidikan

Tak hanya itu, ia juga mengharapakan kepada pemerintah pusat agar kembali mengevaluasi efisiensi/pemangkasan anggaran pendidikan yang seharusnya di alokasikan dari Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN).

Seolah segala permasalahan di sektor pendidikan semuanya datang silih berganti, dari setiap pergantian kepemimpinan nasional menyisakan kegamangan lebih dari kejelasan. Pendidikan adalah proses jangka panjang—ia menanam nilai, membentuk karakter, dan menumbuhkan cara berpikir kritis yang tidak bisa dibentuk dalam sekejap atau satu periode jabatan. Ketika sistem pendidikan terlalu sering dirombak, yang rusak bukan hanya strukturnya, tapi juga semangat dan kestabilan mereka yang ada di dalamnya.

Pendidikan tidak butuh perubahan yang terus-menerus tanpa arah. Ia butuh keberlanjutan, evaluasi yang jujur, dan kepercayaan terhadap mereka yang menjalankannya di lapangan: guru dan siswa. Karena pendidikan sejati bukan tentang cepat berubah, tetapi tentang sabar membangun fondasi dan menanam nilai, menyiram, dan memanen hasilnya di waktu yang tepat.

Tapak Tilas Perjuangan

Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan merupakan instrumen dan kawah candradimuka yang memiliki kekuatan besar untuk mengubah perjalanan bangsa. Perubahan itu tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses panjang, perjuangan, dan konsistensi yang tinggi sehingga pendidikan dengan segala sistem dan dinamikanya tak bisa kita kesampingkan. Kita butuh formulasi yang betul-betul bisa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mampu berdaya saing di kemudian hari.

Menjadi mahasiswa berarti membangun harapan dan visi yang jauh ke depan, sesuai dengan cita-cita pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mulailah dengan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa, seperti membaca, diskusi, menulis, dan aksi. Tradisi intelektual harus tetap hidup, karena ini yang akan menghidupkan wacana kritis di kampus.

 

 

Penulis : Rasmin Jaya (Ketua DPC GMNI Kendari Periode 2023-2025)

Redaksi: Hrz/ID

Follow Berita Inetnews.co.id di Google News

Exit mobile version