inetnews.co.id — Menanggapi Sebuah surat terbuka dari seorang guru di salah satu sekolah SDN di Kota Makassar, yang membuat geger jagat maya setelah viral di berbagai grup WhatsApp dan media sosial sejak Jumat malam akhirnya direspon serius oleh DPRD Kota Makassar
Salahsatu anggota DPRD Kota Makassar dari Komisi D, Ari Ashari Ilham, menyatakan pihaknya akan segera memanggil kepala sekolah SDN Kumala dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.
“Segera kami panggil kepseknya dan Kadis Pendidikan untuk klarifikasi. Kami juga akan mempertanyakan alasan pergantian kepala sekolah sebelumnya,” kata Ari pada Sabtu (17/5/2025).
Ia menegaskan bahwa Komisi D akan menindaklanjuti laporan ini dengan serius, karena menyangkut integritas dunia pendidikan.
Baca Juga : viral krim qiana glows disebut sakti 2 minggu langsung glowing netizen jangan jangan ada racunnya
“Surat itu bukan sekadar keluhan, tapi jeritan batin yang harus didengar. Kami tidak ingin kepemimpinan di sekolah-sekolah merusak masa depan anak-anak,” ujarnya.
Diketahui surat itu berisi curahan hati mendalam yang ditujukan langsung kepada Wali Kota Makassar, mengungkap realitas getir di balik tembok sekolah tempatnya mengajar.
Bertanggal 16 Mei 2025, surat tersebut ditulis dengan gaya jujur dan emosional. Guru itu menggambarkan kondisi sekolah pasca-pergantian kepala sekolah yang kini dijabat oleh Sultan Abadi sebagai Pelaksana Harian (Plh).
Menurutnya, perubahan kepemimpinan tersebut justru memicu suasana tidak kondusif di lingkungan kerja dan pembelajaran.
“Kami merasa seolah berada di medan perang batin setiap hari,” tulisnya.
Dalam isi surat, ia mengungkap dugaan adanya penyelewengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) senilai hampir Rp100 juta yang tak pernah dijelaskan secara transparan. Ketika para guru mencoba meminta klarifikasi, mereka justru mengalami intimidasi dan tekanan psikologis.
Lebih memilukan, guru-guru hanya diberikan alat tulis dalam jumlah sangat terbatas untuk masa enam bulan. Banyak dari mereka terpaksa mengeluarkan uang pribadi demi keberlangsungan proses belajar mengajar.
“Ruang guru yang dulunya penuh tawa, kini menjadi ruang sunyi penuh ketakutan. Tidak ada lagi semangat, hanya rasa takut,” ungkapnya.
Dalam penutup surat, sang guru menuliskan kalimat yang menyentuh hati:
“Saya menulis dengan tangan bergetar. Tapi hati saya masih punya nyala kecil… bahwa Bapak akan peduli.”
Baca Juga : kajari enrekang gerak cepat periksa pihak terkait pelaksana bintek 2 kades menelan anggaran 560 juta
Surat ini menuai simpati luas dari masyarakat, terutama kalangan pendidik. Banyak yang menyuarakan keprihatinan dan berharap adanya langkah cepat dari pemerintah kota.
“Surat itu bukan sekadar keluhan, tapi jeritan batin yang harus didengar. Kami tidak ingin kepemimpinan di sekolah-sekolah merusak masa depan anak-anak,” ujarnya.
Surat ini menjadi simbol keberanian seorang guru menyuarakan kebenaran di tengah tekanan. Publik kini menanti langkah konkret dari Wali Kota Makassar, Dinas Pendidikan, serta pihak berwenang untuk mengusut tuntas dugaan penyelewengan dan memulihkan suasana belajar yang sehat di Sekolah tersebut
ID Mr