Gencatan Senjata di Gaza Tercoreng, 82 Warga Tewas dalam Serangan Israel

Kebakaran Bangunan Rumah Warga Palestina selama Operasi Militer Israel (Reuters)

inetnews.co.id — Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diharapkan dapat meredakan ketegangan di Gaza, justru tercoreng dengan kekerasan yang terus berlanjut. Sejumlah 82 warga Gaza tewas dalam serangan Israel, sementara di sisi lain, sebanyak 200 tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel, meski di tengah situasi yang masih tegang. Pada Sabtu (25/1/2025),

Israel membebaskan 200 warga Palestina, berusia antara 16 hingga 67 tahun, dari penjara-penjara mereka di tengah berlangsungnya gencatan senjata yang baru saja diumumkan. Para siswa tersebut disambut penuh haru oleh keluarga dan warga Palestina lainnya di Ramallah, Tepi Barat, meskipun banyak di antara mereka terlihat sangat lemah dan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan selama terpencil.

Sebagian besar dari mereka yang dibebaskan, 120 di antaranya, sebelumnya dijatuhi hukuman seumur hidup. Banyak dari para tahanan ini tidak terlibat dalam tindakan kriminal, melainkan dipenjara karena melawan penjajah dan mempertahankan tanah mereka dari pengambilalihan oleh Israel.

Kondisi penjara yang keras, dengan minimnya perlakuan manusiawi, turut menambah penderitaan mereka selama bertahun-tahun. Namun, meski ada kebebasan, suasana perayaan di Ramallah tidak berlangsung lama. Warga Gaza yang sebelumnya merayakan gencatan senjata kembali berlindung setelah serangan udara Israel yang dimulai beberapa jam setelah pengumuman kesepakatan tersebut.

Serangan Israel yang terjadi beberapa jam setelah kesepakatan tersebut menyasar rumah sakit, rumah warga, dan tempat perlindungan pengungsi. Serangan ini menyebabkan sedikitnya 82 orang tewas, termasuk 18 orang tewas dalam serangan di sebuah rumah di Gaza Utara, serta 12 orang lainnya di lingkungan Sheikh Radwan. Selain itu, serangan pemlah korban jiwa.

Kegembiraan warga Gaza yang sempat merayakan gencatan senjata langsung berubah menjadi ketakutan. Setelah sempat ada perayaan singkat pada Rabu malam (15/1/2025), banyak warga yang kembali mengungsi akibat serangan udara Israel yang terus berlangsung.

Kondisi semakin mencekam, pesawat nirawak juga menargetkan kelompok orang di kamp Bureij, Gaza Tengah, saat warga Gaza menyadari bahwa serangan akan terus berlanjut, meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan.

Keadaan ini mengundang kecaman internasional terkait pelanggaran gencatan senjata yang seharusnya memberikan ketenangan bagi warga yang terjebak dalam konflik berdarah ini.

Kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan pada 15 Januari 2025 seharusnya memberikan harapan bagi masa depan Gaza, namun kenyataannya, situasi di lapangan justru menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat.

Warga Gaza yang berharap akan ada perubahan kini terpaksa berjuang lebih keras, mempertahankan hidup mereka di tengah serangan tanpa henti dari pasukan Israel.

Editor: Id Mr

Follow Berita Inetnews.co.id di Google News

Exit mobile version