Iklan
Home, Metro  

Hutan Gowa Digerogoti Mafia Hutan, Aktivis Tuding Ada Pembiaran Aparat

Hutan Gowa Digerogoti, Aktivis Tuding Ada Pembiaran Aparat
Kondisi kawasan hutan di wilayah Pegunungan Bawakaraeng–Lompobattang, Kabupaten Gowa, tampak terbuka dan gundul akibat aktivitas perambahan hutan.

inetnews.co.id — Kawasan hutan lindung di Sulawesi Selatan, khususnya di Pegunungan Bawakaraeng dan Lompobattang, kian berada di ambang kehancuran.

Dua gunung ikonik Kabupaten Gowa itu disebut telah lama dikepung oleh praktik perambahan hutan terorganisir yang diduga melibatkan mafia hutan, sementara aparat kehutanan dinilai abai menjalankan fungsi pengawasan.

Sejumlah aktivis lingkungan hidup yang aktif melakukan pendakian, pelatihan dasar, serta pemantauan kawasan hutan mengungkap kondisi memprihatinkan hutan lindung di Gowa.

Mereka menyebut, kerusakan hutan tidak lagi bersifat sporadis, melainkan masif dan sistematis.

Salah satu titik yang mencuat ke publik adalah Desa Erelembang, Kecamatan Tombolo Pao, yang beberapa waktu lalu digerebek oleh Wakil Bupati Gowa bersama Kapolres Gowa AKBP Muh Aldy Sulaeman dan jajarannya. Namun, para aktivis menilai Erelembang hanyalah bagian kecil dari persoalan besar yang selama ini tersembunyi.

“Erelembang itu hanya puncak gunung es. Di baliknya ada keserakahan oknum yang diduga bekerja sama merampok kawasan hutan Gowa. Aparat kehutanan terkesan membiarkan,” tegas Mudri Walker, aktivis lingkungan hidup Gowa, Minggu (14/12/2025).

Kritik serupa disampaikan Sudirman, pendaki gunung senior yang telah lama mengenal kawasan Bawakaraeng–Lompobattang. Ia menyebut hutan lindung Lankoa di Kecamatan Tombolo Pao kini nyaris lenyap.

“Ratusan hektare hutan sudah sirna. Polisi kehutanan gagal menjalankan amanah. Ini bukan lagi isu kecil, tapi kejahatan lingkungan,” ungkapnya.

Menurut para aktivis, perambahan hutan kini merambah jalur-jalur pendakian menuju puncak Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang. Aktivitas ilegal itu bahkan disebut menggunakan alat berat, namun luput dari penindakan serius.

“Jalur pendakian dan kawasan hutan kini menjadi surga perambah. Mereka bergerak bebas, sementara aparat kembali tutup mata,” tambah Sudirman.

Di sisi lain, langkah cepat Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Wakil Bupati saat penggerebekan di Erelembang dinilai memberi harapan baru. Namun, aktivis mengingatkan agar upaya penyelamatan hutan tidak berhenti pada aksi seremonial semata.

“Penghijauan jangan hanya jadi pencitraan. Tanam pohon lalu ditinggal tanpa pemeliharaan itu sama saja bohong,” kritik Hirsan Bachtiar, aktivis lingkungan lainnya.

Ketiga aktivis senior tersebut mengajak seluruh elemen masyarakat Gowa untuk bersatu mengawal agenda nasional penyelamatan lingkungan, sejalan dengan program Presiden Prabowo.

“Penjahat lingkungan menang karena mereka terorganisir. Maka rakyat juga harus bergerak bersama, terorganisir, untuk menyelamatkan hutan Gowa,” tegas mereka.

Pasca bencana lingkungan yang melanda beberapa provinsi di Pulau Sumatera, kesadaran masyarakat Gowa disebut semakin menguat. Ratusan aktivis dari berbagai latar belakang profesi kini bersiap membentuk konsorsium bersama guna mengidentifikasi dan melawan jaringan mafia hutan di kawasan Bawakaraeng dan Lompobattang.

“Insya Allah konsolidasi sudah berjalan. Semua aktivis Gowa akan satu barisan mengawal dan mendukung program Presiden untuk penyelamatan hutan,” pungkas Hirsan Bachtiar.

Editor : ID Mr
Follow Berita : Inet News di TikTok