inetnews.co.id. Selada hidroponik (Lactuca Sativa L.) dengan metode pipa paralon (metode wick) dibudidaya oleh Ibu ikatan Adyaksa Dharmakarini (IAD) daerah Enrekang (Sulsel).di depan gedung setempat.
Metode budidaya ini tak memerlukan lahan luas tapi disiapkan rangka para para cara dari rangka alumunium dengan pipa paralon berukuran besar.
“Lahan tak ada jadi menyalurkan Hoby yang mudah dan menyenangkan untuk mendapatkan sayuran segar bagi keluarga dan ibu IAD dengan metode hidroponik,”ujar ketua IAD daerah Enrekang Sutiah
Lactuca Sativa L. jenis sayuran daun yang banyak konsumsi sehingga menyebabkan permintaan di pasar meningkat termasuk peminat internal Kejari Enrekang.
Dikatakan Ketua IAD daerah Enrekang , Sunaiyah Padeli, budidaya Selada sebagai sayuran daun termasuk Selada hijau sering dikonsumsi dalam bentuk segar atau dijadikan olahan tertentu seperti salad, lalapan dan lainnya umur panen 25 sampai 35 hari setelah tanam.
Budidaya depan kantor menggunakan rak aluminium dengan System wick atau sistem sumbu adalah sistem yang menggunakan sumbu (kain flanel) sebagai penggerak nutrisi naik ke akar tanaman atau sering disebut dengan kapilaritas.
“Selada hijau sering dikonsumsi dalam bentuk segar atau dijadikan olahan tertentu seperti salad, lalapan dan lainnya ini hasilnya sangat subur ya,’aku Sunaiyah Padeli.(14/3/2025)
Panen perdana dilakukan Kajari Enrekang Padeli,SH.MHum ternyata Selada yang dirawat baik berhasil memuaskan untuk di konsumsi Bukber Jum’at berkah yang digelar dilingkungan internal Kejari Enrekang.
“Hari ini bersama ibu IAD Kejari Enrekang waktu panen , sekaligus dimanfaatkan untuk menu lalapan berbuka bersama yang digelar di Kejari Enrekang termasuk pada wartawan bisa bawa pulang buat keluarga ya dibagikan lah,”aku Kajari Padeli,SH.MHum.
Bukber dengan awak media saat tersaji hidangan sayuran hijau Selada segar mungkin belum terbiasa , tapi komunitas IAD dan sebagian wartawan sebagai sajian berbeda yang mengasyikan disantap bersama daging ayam rasanya ya enak. (mas)