inetnews.co.id — Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) mengumumkan bahwa fenomena astronomi Istiwa A‘zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 15–16 Juli 2025, bertepatan dengan 19–20 Muharam 1447 H.
Dalam peristiwa ini, matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA.
BACA JUGA : hasil seleksi cpns kemenag 2024 sebanyak 17 221 peserta berhasil lolos
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menyatakan bahwa Istiwa A‘zam adalah momen penting yang dapat dimanfaatkan umat Islam untuk mengecek dan mengkalibrasi arah kiblat secara mandiri dengan metode sederhana.
“Peristiwa Istiwa A‘zam ini memungkinkan siapa saja untuk meluruskan arah kiblat tanpa harus menggunakan kompas, GPS, atau alat bantu lainnya. Cukup dengan melihat bayangan benda yang tegak lurus saat waktu kejadian,” jelas Arsad di Jakarta, Jumat (11/7/2025).
BACA JUGA : arab saudi tetapkan 1 syawal 1446h minggu 30 maret indonesia senin 31 maret
Apa Itu Istiwa A‘zam?
Istiwa A‘zam merupakan fenomena ketika matahari berada tepat di atas Ka’bah di Makkah. Ketika ini terjadi, bayangan benda tegak lurus yang terkena cahaya matahari akan menunjuk ke arah yang berlawanan dari Ka’bah, sehingga bisa menjadi panduan untuk menentukan arah kiblat.
Waktu Tepat Pengukuran Arah Kiblat
Tanggal: Selasa dan Rabu, 15–16 Juli 2025
Jam: Pukul 16.27 WIB / 17.27 WITA
Menurut Arsad, ada beberapa hal teknis yang perlu diperhatikan dalam pengukuran:
Gunakan benda tegak lurus sebagai patokan, seperti tongkat atau tiang kecil.
Permukaan tempat berdirinya benda harus datar dan rata.
Gunakan waktu yang akurat, misalnya yang dirilis oleh BMKG, RRI, atau Telkom, agar posisi bayangan tepat.
“Fenomena ini bersifat konfirmatif. Jika arah kiblat yang digunakan selama ini sudah tepat, maka bayangan saat Istiwa A‘zam akan memperkuat keakuratannya. Sebaliknya, jika ada selisih, inilah saat terbaik untuk meluruskannya,” tambah Arsad.
Pentingnya Ketepatan Arah Kiblat
Arah kiblat merupakan unsur penting dalam ibadah umat Islam, terutama dalam shalat, pemakaman, dan pembangunan masjid. Ketidaktepatan arah kiblat dapat memengaruhi kesempurnaan ibadah.
BACA JUGA : kpk bongkar korupsi kuota haji khusus pemeriksaan mengarah ke era yaqut
Arsad menekankan bahwa peristiwa ini adalah bagian dari edukasi publik sekaligus refleksi spiritual agar umat lebih teliti dalam pelaksanaan ibadah.
“Fenomena Istiwa A‘zam hanya terjadi dua kali dalam setahun. Ini bukan sekadar kejadian astronomi, tetapi juga momentum untuk memperkuat keimanan dan ketelitian dalam ibadah,” pungkasnya.
Editor : ID Mr
Follow BeritaInet News diTik Tok