inetnews.co.id – DPP LSM Gempa Indonesia berencana melaporkan Perusahaan Brain Evo serta dugaan program fiktif yang ditawarkan oleh PT. Berlian Putra Indonesia.
Program ini diduga merugikan dunia pendidikan di Kabupaten Gowa, khususnya para kepala sekolah yang merasa terbebani dengan biaya tinggi tanpa manfaat yang jelas.
Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS
Wakil Ketua Umum DPP LSM Gempa Indonesia, Arianto Paletteri, mengungkapkan bahwa program Analisa Sidik Jari Brain Evo yang dibiayai dari Dana BOS dinilai terlalu mahal dengan harga Rp. 350.000 per siswa untuk tingkat SD dan SMP di Kabupaten Gowa.
Sementara itu, PT. Berlian Putra Indonesia menawarkan program Asesmen Manajemen Anak untuk SMP dengan tarif Rp. 150.000 per siswa. Namun, program ini diduga fiktif karena kepala sekolah hanya diminta membayar melalui SIPLAH tanpa adanya kegiatan nyata di sekolah.
Arianto menyatakan keprihatinannya terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Gowa, di mana penggunaan teknologi memang penting tetapi harus tetap memperhatikan nilai barang dan jasa yang ditawarkan.
“Harga yang dipatok dianggap tidak wajar dan merugikan sekolah-sekolah yang menggunakan Dana BOS untuk membayar program tersebut.” Ungkap Anto sapaan akrab Arianto kemedia ini, Sabtu.(22/2/2025) malam
Instruksi Presiden dan Efisiensi Anggaran
Adapun Pemerintah telah mengeluarkan instruksi melalui Kementerian Keuangan terkait efisiensi anggaran di seluruh instansi pemerintahan, termasuk instansi pendidikan.
“Surat Edaran Menteri Keuangan dan Menteri PAN-RB Tahun 2024 menekankan bahwa anggaran harus difokuskan pada kebutuhan esensial, bukan kegiatan seremonial yang berbiaya tinggi.” beber Anto
Arianto Paletteri mendesak aparat penegak hukum untuk segera memeriksa seluruh kepala sekolah SD dan SMP di Kabupaten Gowa terkait Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) atas pelaksanaan program Asesmen Brainevo dan PT. Berlian Putra Indonesia. Indikasi penyalahgunaan anggaran Dana BOS semakin kuat dan memerlukan investigasi mendalam.
Dugaan Tekanan terhadap Kepala Sekolah
Selain dugaan penyalahgunaan anggaran, indikasi adanya tekanan terhadap sekolah-sekolah untuk segera menyelesaikan administrasi keuangan tanpa kejelasan mekanisme pelaporan juga mencuat. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa program tersebut sarat dengan ketidakwajaran.
DPP LSM Gempa Indonesia meminta Tim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Sulsel dan Kejaksaan Tinggi Sulsel untuk turun tangan melakukan audit investigasi menyeluruh terhadap penggunaan anggaran program Brainevo dan PT. Berlian Putra Indonesia di seluruh SD dan SMP di Kabupaten Gowa.
“Insya Allah, Kami akan segera melaporkan secara resmi dugaan penyalahgunaan anggaran Dana BOS dan program fiktif ini,” tegas Arianto Paletteri mengakhiri.
Editor: Anto/Id
Follow Berita Inetnews.co.id di Google News