inetnews.co.id – Prosesi pengukuhan Andi Muhammad Imam sebagai Patih Mataram atau putra mahkota Kerajaan Gowa berlangsung khidmat di Balla Lompoa. Acara ini didukung penuh oleh berbagai pihak yang hadir, mencerminkan semangat pelestarian kebudayaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai warisan leluhur. Pengukuhan ini sekaligus menjadi simbol kebanggaan bersama bagi masyarakat Gowa.
Kuasa Hukum dari perwakilan Kerajaan Gowa, Wawan Nur Rewa mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan atas momentum penting ini. “Kami sangat berbahagia melihat fenomena-fenomena yang terjadi selama ini. Ini menjadi tanda bahwa kita harus siap melestarikan kebudayaan di masa depan dan menjadikan simbol ini sebagai kebanggaan kita semua,” ujarnya saat menggelar konfrensi Pers di jalan Mangka Dg. Bombong, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Sombaopu, Gowa. Kamis.(19/12/2024) sore
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bupati Gowa dan Ibu Bupati yang terpilih atas dukungan mereka terhadap pelestarian kebudayaan. “Kami berterima kasih kepada Bapak Bupati dan Ibu Bupati atas komitmennya untuk terus mendukung pelestarian kebudayaan serta menjaga nilai-nilai warisan leluhur kita,” tambah wawan
Lebih lanjut, pihak kerajaan juga menyerukan persatuan di antara keluarga besar Kerajaan Gowa. “Sudah saatnya kita bersatu, bergandengan tangan, membuka diri, dan saling merangkul sambil tetap menjaga warisan leluhur. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan merupakan dinamika yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua,” tegasnya.
Andi Muhammad Imam Resmi Menjadi Patih Mataram
Andi Muhammad Imam secara resmi diangkat sebagai Patih Mataram, bukan lagi sebagai pelaksana tugas (Plt). Keputusan ini diambil melalui musyawarah adat yang melibatkan sembilan perangkat kerajaan, sesuai dengan regulasi adat yang berlaku. Pengukuhan ini menjadi langkah awal menuju pelantikan resmi Andi Muhammad Imam sebagai Raja Gowa ke-39.
“Jadi, Imam sendiri bukan sebagai Plt, tetapi sudah resmi menjadi Patih Mataram. Keputusan ini diambil dengan menghimpun sembilan perangkat kerajaan. Kami juga sedang menyusun jadwal untuk pelantikan sebagai Raja Gowa ke-39,” jelasnya
Meski demikian, pihak kerajaan tidak menutup mata terhadap potensi adanya perbedaan pendapat. “Jika ada penolakan, itu adalah dinamika yang biasa terjadi. Namun, pada intinya, mereka semua mendukung pelestarian kebudayaan. Perbedaan itu penting, dan kami menganggap ini sebagai pembelajaran bersama,” ujarnya.
Kerajaan Gowa juga memiliki program kerja yang berfokus pada pelestarian budaya, seperti menghidupkan kembali tari Pakarena, mengumpulkan sanggar seni, dan mempromosikan kembali kue-kue tradisional kerajaan yang dulu disajikan kepada raja. “Kami berkomitmen berkolaborasi dengan pemerintah untuk membangun dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan budaya ini,” tambahnya.
Momentum pengukuhan ini menjadi langkah penting dalam menghidupkan kembali simbol-simbol kebudayaan yang sempat vakum. Dengan semangat persatuan dan dukungan dari berbagai pihak, Kerajaan Gowa berharap dapat membawa nilai-nilai leluhur ke panggung dunia, sekaligus memperkuat identitas budaya masyarakat Gowa.
Editor: Id/Mr
Follow Berita Inetnews.co.id di Google News