inetnews.co.id — Rumah Sakit (RS) Indonesia yang berada di Gaza Utara, satu-satunya fasilitas kesehatan besar yang sebelumnya masih beroperasi di kawasan tersebut, kini luluh lantak setelah diserang secara besar-besaran oleh militer Israel. Serangan ini membuat seluruh layanan medis di wilayah Gaza Utara lumpuh total.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza, disebutkan bahwa pasukan Israel mengepung RS Indonesia dan melancarkan serangan intensif di sekitar kompleks rumah sakit.
Baca Juga : duka idul fitri di gaza serangan israel tewaskan 16 orang termasuk 9 anak 3 wanita
Akses masuk untuk pasien, tenaga medis, maupun bantuan kemanusiaan dilaporkan sepenuhnya diblokade, menjadikan rumah sakit tak lagi dapat menjalankan fungsi kemanusiaannya.
- “Seluruh rumah sakit umum di Gaza Utara kini tidak lagi berfungsi,” tegas Kementerian Kesehatan Gaza, dikutip dari kantor berita IRNA, Senin (19/5/2025).
Sebelum dihancurkan, RS Indonesia menjadi harapan terakhir bagi ribuan warga Gaza yang terluka atau sakit di tengah krisis kemanusiaan yang kian parah. Kini, dengan hancurnya fasilitas itu, tidak ada lagi layanan kesehatan yang tersedia di wilayah utara Gaza.
Gelombang Kekerasan Menyebar di Gaza
RS Indonesia bukan satu-satunya target. Sebelumnya, RS Kamal Adwan dan RS Beit Hanoun juga telah terpaksa menutup layanan akibat serangan udara Israel yang serupa.
Pada hari yang sama, RS Nasser di Khan Younis (Gaza Selatan) mencatat sedikitnya 48 korban tewas, termasuk 18 anak dan 13 perempuan, akibat serangan udara yang dilancarkan Israel.
Di kamp pengungsi Jabaliya, sebuah rumah dihantam rudal, menewaskan sembilan anggota satu keluarga. Serangan lain di kawasan tersebut mengakibatkan 10 korban jiwa tambahan, mayoritas anak-anak dan perempuan.
RS Shifa di Gaza mencatat 43 kematian, termasuk 15 anak dan 12 perempuan, dalam satu hari akibat rentetan serangan udara Israel di wilayah utara.
Baca Juga : jet tempur israel serang dekat istana presiden suriah damaskus tegang
Situasi Kemanusiaan Memburuk
Kondisi di Gaza kini kian mengerikan. Serangan Israel, yang kembali menggila sejak pertengahan Maret usai pelanggaran gencatan senjata, membuat seluruh wilayah Gaza berada dalam status darurat kemanusiaan. Blokade ketat menghambat masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan bantuan medis lainnya.
Serangan di wilayah tengah Gaza, termasuk di Zweida, Deir al-Balah, dan kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan sedikitnya 12 warga sipil, termasuk pasangan suami istri, anak-anak, dan perempuan.
Organisasi kemanusiaan internasional terus menyerukan gencatan senjata permanen dan akses kemanusiaan penuh, namun hingga kini belum ada tanda-tanda deeskalasi.
Editor : ID Mr
