inetnews.co.id – Myanmar diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo pada Jumat (28/3/2025). Gempa yang berpusat di wilayah tengah negara itu menyebabkan kehancuran masif, dengan korban jiwa diperkirakan lebih dari 10 ribu orang.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengeluarkan peringatan merah, yang menunjukkan risiko tinggi terhadap korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Hingga Sabtu (29/3), junta militer Myanmar telah mengonfirmasi sedikitnya 1.002 korban tewas dan 2.376 orang luka-luka, sementara 30 lainnya masih dinyatakan hilang. Jumlah ini diprediksi terus bertambah seiring pencarian dan evakuasi yang masih berlangsung.
BACA JUGA
prediksi baba vanga 2025 perang dunia ketiga dan pertemuan alien
gempa dahsyat 77 sr di myanmar ratusan korban dan gedung runtuh di thailand
Dampak Meluas ke Negara Tetangga
Guncangan gempa ini terasa hingga ke negara tetangga, termasuk Thailand dan China. Di Bangkok, warga panik dan berhamburan keluar dari bangunan saat merasakan getaran hebat. Sementara itu, di Provinsi Yunnan, China barat daya, beberapa bangunan dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa.
Junta Myanmar telah menetapkan status darurat di beberapa wilayah terdampak paling parah, seperti Sagaing, Mandalay, Bago, Shan bagian timur, dan Magway. Bahkan ibu kota Naypyidaw tidak luput dari dampak gempa, memicu kepanikan di pusat pemerintahan junta.

Rumah Sakit Kewalahan, Myanmar Minta Bantuan Internasional
Fasilitas kesehatan di Myanmar kini kewalahan menangani gelombang korban yang terus berdatangan. Banyak rumah sakit mengalami kerusakan, memaksa tenaga medis merawat pasien di luar gedung dengan peralatan seadanya. Kondisi ini semakin memperumit upaya penyelamatan dan perawatan korban luka.
Juru bicara junta, Zaw Min Tun, dalam pernyataannya di sebuah rumah sakit di Naypyidaw, mengatakan bahwa Myanmar membutuhkan bantuan global.
“Kami ingin komunitas internasional segera mengirimkan bantuan kemanusiaan,” ujarnya.
Kerusakan Infrastruktur dan Ancaman Bencana Lanjutan
Kerusakan akibat gempa ini sangat luas, dengan banyaknya bangunan roboh, jalanan retak, serta jembatan yang runtuh. Bahkan, sebuah bendungan dilaporkan jebol, meningkatkan risiko bencana lanjutan seperti banjir besar di beberapa wilayah.
Para ahli geologi menyebut gempa ini sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir di Myanmar. Tim penyelamat terus berjuang mengevakuasi korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan.
Dengan kondisi yang semakin parah dan laporan terbaru yang terus berdatangan, jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah, bahkan melampaui angka 10 ribu jiwa.
ID Mr
Follow Berita Inetnews.co.id di Google News