inetnews.co.id, Merujuk pada penelitian Aslamyah, dkk. (2022). Program ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga transfer teknologi kepada mitra melalui pelatihan komprehensif tentang metode pengolahan bahan baku, formulasi pakan, dan aplikasi probiotik.
Inovasi berbasis Riset yang dikembangkan tim riset Universitas Hasanuddin , Makassar secara ilmiah membuktikan daya produksi pada ikan bandeng sangat signifikan.
“Sebelumnya, pembudidaya hanya mengandalkan pakan alami seperti kelekap dan plankton di awal pemeliharaan, dilanjut dengan pakan komersial yang terbatas. Pendekatan ini tidak optimal karena kebutuhan nutrisi ikan bandeng tidak tercukupi,” jelas Dr. Hasni (1/12/24).
Kata Dr.Ir.Hasni Y Azis,MP, melalui INOVOKASI, pembudidaya kini mampu memproduksi pakan berkualitas secara mandiri dengan memanfaatkan bahan baku lokal ternyata mampu memberikan efek pada pertumbuhan ikan bandeng yang signifikan.
Untuk Capaian Signifikan, Program yang berlangsung selama 3 bulan ini berhasil mencapai target produksi pakan mandiri sebanyak 1.200 Kg dan 100 liter probiotik mikro organisme mix.
Inovasi ini diharapkan dapat menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan produktivitas budidaya ikan bandeng kalangan petani dan pengusaha.
“Kontribusi mitra sangat luar biasa dalam menyukseskan program ini. Mereka tidak hanya menyediakan fasilitas produksi, tetapi juga sarana prasarana pendukung hingga akomodasi untuk mahasiswa” ungkap Dr. Hasni.
Lebih jauh, pelibatan mahasiswa dalam program ini memberikan pengalaman berharga dalam penerapan teknologi di lapangan sekaligus pemahaman tentang aspek pemberdayaan masyarakat.
Namun dapat dicatat Tantangan dan Solusi selama penerapan dan perlakuan teknologi, meski menghadapi kendala berupa waktu pelaksanaan yang singkat dan faktor cuaca yang mempengaruhi proses produksi dan penyimpanan pakan.
“Akan tetapi tim UNHAS bersama mitra telah mengembangkan solusi adaptif.
Kami telah mengatur ulang jadwal kegiatan dan menyiapkan tempat khusus dengan atap pelindung dan sirkulasi udara yang baik untuk proses produksi pakan ,”paparnya.
Kemudian terkait dampak Multi-dimensi
Program INOVOKASI membawa dampak yang meluas, tidak hanya pada peningkatan produksi ikan bandeng, tetapi juga pada penguatan ekonomi desa dan ketahanan pangan.
“Inovasi ini berkontribusi pada penyediaan sumber protein hewani berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat, sekaligus mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah,” tambah Dr. Hasni.
Lalu soal keberlanjutan program dari keberhasilan program ini membuka peluang keberlanjutan kerjasama antara UNHAS dan mitra pembudidaya. Model pengembangan usaha mikro diinisiasi melalui INOVOKASI bisa menjadi blue print bagi pengembangan sektor budi daya perikanan di daerah lain.
“Kami optimis program ini akan mencapai target sepenuhnya pada awal Desember mendatang. Lebih dari itu, kolaborasi ini telah membangun fondasi kuat untuk pengembangan teknologi probiotik dalam industri perikanan budidaya,” tutup Dr. Hasni.
Program ini menjadi bukti nyata peran strategis perguruan tinggi dalam menghadirkan solusi inovatif bagi permasalahan di lapangan dalam inovasi pakan ikan bandeng.
Melalui INOVOKASI, UNHAS tidak hanya berkontribusi pada kemajuan sektor perikanan budidaya, tetapi juga memperkuat ekosistem inovasi menghubungkan riset akademik dengan kebutuhan masyarakat.(mas)