inetnews.co.id — Perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China makin panas dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan Joe Biden. Pada tahun ini, Biden akan digantikan oleh Presiden AS yang baru. Namun, perubahan ini diperkirakan tidak akan mengubah banyak dinamika geopolitik yang sudah terjadi saat ini.
Dikutip Laporan dari Reuters pada Kamis (24/10/2024) menunjukkan bahwa baik Kamala Harris dari Partai Demokrat maupun Donald Trump dari Partai Republik, diprediksi akan melanjutkan kebijakan ketat terhadap teknologi China.
Harris berencana untuk memberlakukan aturan baru yang lebih terfokus, sementara Trump akan menggunakan pendekatan yang lebih cepat dan agresif.
Para pakar industri, mantan pejabat dari kedua pemerintahan sebelumnya, serta sumber yang familiar dengan kampanye kedua kandidat menyatakan bahwa kontrol aliran chip, mobil pintar, dan teknologi penting lainnya dari China akan semakin diperketat. Selain itu, pembatasan terkait tool pembuat chip dan chip AI yang mahal juga akan diperketat.
Dalam kampanyenya, Kamala Harris menyatakan akan memastikan bahwa “Amerika, bukan China, akan memenangkan kompetisi di abad ke-21”. Sementara itu, Donald Trump menekankan rencananya untuk meningkatkan tarif serta memperkenalkan kebijakan-kebijakan keras lainnya untuk melawan pengaruh teknologi China.
Peter Harrell, mantan pejabat keamanan nasional pada pemerintahan Biden, menyebutkan bahwa babak baru dalam perang teknologi AS dan China akan berfokus pada data, perangkat lunak, dan perangkat terkoneksi. Menurut sumber dalam, Harris diperkirakan akan melanjutkan pendekatan Biden, yang melibatkan koordinasi dengan sekutu internasional untuk menghalangi akses China terhadap teknologi AS yang dapat memperkuat sektor militernya.
Sebaliknya, pendekatan Trump yang lebih cepat dan keras mungkin akan menyasar langsung negara-negara sekutu yang bekerja sama dengan China. Jamieson Greer, mantan kepala staf perwakilan dagang AS pada masa Trump, menekankan bahwa Trump cenderung mengambil tindakan lebih tegas. Nazak Nikakhtar, seorang pejabat Kementerian Perdagangan di bawah Trump, menyatakan bahwa pemerintahan Trump akan lebih agresif terkait kontrol ekspor teknologi ke China.
Babak baru perang teknologi AS-China ini menyoroti bagaimana Presiden AS yang baru, baik Harris maupun Trump, akan mengambil langkah untuk memastikan dominasi teknologi AS tetap terjaga, sambil menekan laju perkembangan teknologi China yang dinilai dapat mengancam posisi strategis Amerika Serikat.
Editor:Id/Mr
Follow Berita Inetnews.co.id di Google News