inetnews.co.id – Di tengah pesatnya perkembangan minimarket modern di berbagai daerah, Kabupaten Barru seakan terjebak dalam zaman yang lampau. Warga setempat kini hanya mengandalkan pasar tradisional dan toko kelontong kecil, sementara harapan untuk memiliki minimarket yang memenuhi kebutuhan sehari-hari masih menjadi angan-angan.
Sejumlah warga mengungkapkan keluhan atas ketiadaan minimarket yang dapat menawarkan berbagai produk. Fitriani (29), seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan, “Kami sering mendengar tentang minimarket, tapi di sini, itu hanya cerita dongeng. Harus pergi jauh ke kota lain untuk menemukan yang kami butuhkan.”ungkapnya , Rabu.(25/09/24)
Kenyataan yang menyedihkan ini semakin menciptakan rasa frustrasi di kalangan warga. Andi (40), salah satu warga, menyoroti kondisinya, “Saya merasa seperti terjebak di masa lalu. Teman-teman di kota sudah bisa belanja di minimarket, sementara kami masih mencari barang di toko kelontong dengan stok yang terbatas.”
Ketiadaan minimarket modern berimplikasi pada ekonomi lokal, di mana warga menyatakan bahwa hadirnya minimarket akan memberikan kesempatan bagi produk lokal untuk lebih mudah dipasarkan dan juga menciptakan lapangan pekerjaan. “Dengan hadirnya minimarket, banyak pemuda di sini bisa mendapatkan pekerjaan. Sekarang, kami hanya bisa berharap,” ujar Budi (35), menambahkan harapan akan perubahan.
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, warga Barru tetap optimis. Mereka berharap pemerintah daerah dapat menarik investor untuk mewujudkan kehadiran minimarket modern. Fitriani menegaskan, “Kami ingin Barru tidak lagi dianggap ketinggalan zaman. Kami siap untuk kemajuan.”
Dengan semangat perubahan yang menggebu, warga Barru menanti hadirnya minimarket modern sebagai simbol kemajuan ekonomi. “Kami ingin cerita tentang minimarket bukan lagi menjadi dongeng, tapi kenyataan yang bisa kami nikmati sehari-hari,” tutup Andi.(*)
